Rabu, 15 Februari 2012

Cairan dan Larutan

Pengertian cairan dan larutan
Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah,bukan padat atau gas [Kimia Kedokteran Edisi 2]
Cairan adalah salah satu dari empat fase benda yang volumenya tetap dalam kondisi suhu dan tekanan tetap dan bentuknya ditentukan oleh wadah penampungnya [Wikipedia]
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih macam  zat yang terdiri dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut) [Kimia Kedokteran Edisi 2]
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih [Kimia Larutan]

Jenis cairan dan larutan
Jenis-Jenis larutan
Berdasarkan Fasanya
Solvent
(Pelarut)
Contoh
Solute
(Terlarut)
Contoh
Contoh campuran
Zat cair
Air
Zat cair
Alkohol
Spiritus
Zat cair
Aseton
Gas
Asetilen
Zat untuk las
Zat cair
Air
Zat padat
Garam
Larutan garam
Gas
Udara
Zat cair
Minyak Wangi
Spray
Gas
O2
Gas
He
Gas untuk mengelas
Gas
O2
Zat padat
Naftalen
Kamfer
Zat padat
Cd
Zat cair
Hg
Amalgam gigi
Zat padat
Pd
Gas
H2
Gas oven
Zat padat
Au
Zat padat
Ag


Berdasarkan Kejenuhan
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).

Berdasarkan Daya Hantar Listriknya
          Kekuatannya tergantung pada nilai koefisien ionisasinya (α)
                   a)Elektrolit
                   Dapat menghantarkan arus listrik - Kuat  →  α=1
                                                                   - lemah → 0 < α < 1
                   b)Non Elektrolit
                   Tidak dapat menghantarkan arus listrik α = 0

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut
a)Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.

Jenis-Jenis Cairan
a)    Cairan intraselular (CIS) : kurang lebih dua per tiga cairan tubuh
b)   Cairan ekstraselular (CES) : sepertiga dari cairan tubuh
Terdiri dari :
-          Cairan interstitial adalah cairan disekitar tubuh sel dan limfe adalah cairan dalam pembuluh limfatik.Gabungan kedua cairan ini mencapai tiga per empat CES
-          Plasma darah adalah bagian cair dari darah dan mencapai seperempat CES
-          Cairan transeluler,sekitar 1% samapi 3% berat badan,meliputi seluruh cairan tubuh yang dipisahkan dari CES oleh lapisan sel epitel.
Cairan ini meliputi keringat,cairan serebrospinal,cairan sinovial,cairan dalam peritoneum,perikardium,dan rongga pleura,cairan dalam ruang-ruang mata dan cairan dalam system pencernaan,pernafasan,dan urinaria


Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan
a)    Suhu
Untuk Campuran padat-cair pada umumnya :
T > → Kelarutan >
b)   Sifat solute dan solventnya
Berlaku aturan “like dissolve like”
Yakni  suatu solute akan mudah larut dalam solvent yang punya sifat yang sama dengan solute,di mana solute polar mudah larut dalam solvent polar dan solute non polar mudah larut dalam solvent non polar.
Contoh : garam dapur (polar) larut dalam air (polar)
c)    Tekanan
Sangat berpengaruh pada gas → di atur oleh Hukum Henry di mana gas-gas yang larut secara fisika → C = Kp
Contoh : Minuman Soda
Untuk padat / cair → tekanan tidak berubah (konstan)
d)   Pengaruh ion sejenis
Adanya ion sejenis dalam larutan akan mengurangi kelarutan

Perbedaan cairan dan larutan
Cairan terdiri dari 1 zat,sedangkan larutan terdiri dari 2 zat atau lebih yang terdiri dari solute dan solvent

Dehidrasi


Definisi
Dehidrasi adalah keadaan yang diakibatkan oleh hilangnya cairan tubuh yang berlebihan atau kekurangan air dalam suatu periode waktu yang tidak dapat diganti melalui mekanisme regulator normal

Jenis-Jenis
a)     Dehidrasi Hipertonik
Adalah hilangnya air yang lebih banyak daripada natrium. Ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (> 145 mEq/L) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (> 285 mOsmol/L).
b)      Dehidrasi Isotonik
Adalah hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama. Ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mOsmol/L)
c)      Dehidrasi Hipotonik
Adalah hilangnya natrium yang lebih banyak daripada air. Ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (< 135 mEq/L) dan osmolalitas efektif serum (< 270 mosmol/L)

Dehidrasi ditinjau dari defisit cairan dan elektrolit terdiri atas:
a)      Dehidrasi ringan (defisit 4% BB)
Keadaan umum sadar dan baik, rasa haus (+), sirkulasi darah/nadi normal, pernapasan biasa, mata agak cekung, turgor/tonus biasa, kencing biasa.
b)      Dehidrasi sedang (defisit 8% BB)
Keadaan umum gelisah, rasa haus (++), sirkulasi darah/nadi cepat (120-140 kali/menit), pernapasan agak cepat, mata cekung, turgor/tonus agak berkurang, kencing sedikit.
c)      Dehidrasi berat (defisit 12% BB)
Keadaan umum apatis/koma, rasa haus (+), sirkulasi darah/nadi cepat sekali (lebih dari 140 kali/menit), pernapasan kusmaul (cepat dan dalam), mata cekung sekali, turgor dan tonus kurang sekali, kencing tidak ada.

Penyebab
Penyebab dehidrasi adalah peningkatan kehilangan cairan dan penurunan asupan cairan. Kehilangan cairan dapat melalui keringat yang keluar dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dapat juga melalui urin yang disebabkan oleh penggunaan obat diuretika, diabetes insipidus, dll, kemudian diare dan muntah-muntah juga dapat menjadi penyebabnya.
Dehidrasi juga dapat timbul akibat kondisi abnormal atau stress terjadi hemoragi,demam,luka bakar,hiperventilasi

Gejala
            Dehidrasi dapat menunjukkan gejala-gejala seperti :
            1.Rasa haus yang meningkat
            2.Berkurangnya jumlah buang air kecil
            3.Warna urin yang gelap
            4.Tidak mampu berkeringat
            5.Perubahan ortostatik pada keadaan berat

            Selain itu,keadaan klinis dari dehidrasi dapat dilihat dari pembagian dehidrasi,yakni :
a.      Dehidrasi ringan (defisit 4% BB)
Keadaan umum sadar dan baik, rasa haus (+), sirkulasi darah/nadi normal, pernapasan biasa, mata agak cekung, turgor/tonus biasa, kencing biasa.
b.      Dehidrasi sedang (defisit 8% BB)
Keadaan umum gelisah, rasa haus (++), sirkulasi darah/nadi cepat (120-140 kali/menit), pernapasan agak cepat, mata cekung, turgor/tonus agak berkurang, kencing sedikit.
c.       Dehidrasi berat (defisit 12% BB)
Keadaan umum apatis/koma, rasa haus (+), sirkulasi darah/nadi cepat sekali (lebih dari 140 kali/menit), pernapasan kusmaul (cepat dan dalam), mata cekung sekali, turgor dan tonus kurang sekali, kencing tidak ada.

Terapi
·         Dehidrasi ringan diberikan cairan per oral,berupa oralit,larutan garam,air tajin,kuah sayur,atau cairan rumah tangga lainnya.Banyaknya cairan yang di anjurkan adalah 50 ml/kg BB,yang dapat diberikan dalam 4-6 jam
·         Dehidrasi sedang diberikan cairan oralit per oral sebanyak 100 ml/kg BB selama 4-6 jam


Terapi untuk dehidrasi dibagi menjadi 2, yaitu:
a.      Terapi rehidrasi oral
Pada dehidrasi ringan terapi cairan dapat diberikan secara oral sebanyak 1500-2500 ml/24 jam untuk kebutuhan dasar, ditambah dengan penggantian defisit cairan dan kehilangan cairan yang masih berlangsung.
- Dehidrasi hipertonik : cairan yang dianjurkan adalah air atau minuman dengan kandungan sodium rendah, jus buah seperti apel, jeruk, dan anggur.
- Dehidrasi isotonik : cairan yang dianjurkan adalah air dan suplemen yang mengandung sodium (jus tomat), larutan isotonic yang ada di pasaran.
- Dehidrasi hipotonik : cairan yang dianjurkan seperti diatas tapi butuh kadar sodium yang lebih tinggi.

b.      Terapi rehidrasi parental
Pada dehidrasi sedang sampai berat pasien tidak dapat minum per oral, selain pemberian cairan enternal dapat diberikan rehidrasi parental.
- Dehidrasi hipertonik : gunakan cairan NaCl 0,45%
- Dehidrasi isotonic : gunakan cairan NaCl 0,9%
- Dehidrasi hipotonik : penambahan diet natrium, pemberian cairan hipertonik.

Untuk keperluan praktis,diperlukan pembagian fase terapi parental yakni:
a)      Tahap inisial
Tahap inisial hanya diperlukan bila terjadi deficit sirkulasi yang bermakna.Bila hal tersebut tidak ada,maka fase inisial ini hanya merupakan pemberian cairan yang lebih cepat daripada tahap lanjut,atau bahkan dapat ditiadakan sama sekali.Penekanan pada tahapninisial ditujukan untuk mengatasi atau mencegah ranjatan dengan cara mengganti volume plasma (intravascular),secara ideal cairan yang diberikan harus tetap ada dalam ruang intravascular.
      Cairan yang dianjurkan adalah yang mengandung natrium isotonic di tambah dengan larutan elektrolit lain sesuai dengan keperluannya.Larutan yang lazim dipakai sebagai cairan parental adalah larutan NaCl 0,9% dengan glukosa 5% aa,larutan NaCl 0,9% - glukosa 5% aa ditambah dengan larutan bikarbonat,atau cairan Ringer laktat – glukosa.Jumlah yang diberikan 20-30 ml/kg BB.
b)      Tahap lanjut
Dalam tahap lanjut penekanan di tujukan pada pemulihan cairan interstitial.Untuk prinsip yang di gunakan adalah :
1.BJ plasma dengan rumus
Kebutuhan cairan = BJ plasma – 1.025 x berat badan x 4 ml
                                              0.001
2.Metode Pierce,berdasarkan klinis :
-Dehidrasi ringan,kebutuhan cairan = 5% x BB (kg)
-Dehidrasi sedang,kebutuhan cairan = 8% x BB (kg)
-Dehidrasi berat,kebutuhan cairan = 10% x BB (kg)

Pemberian cairan untuk dehidrasi dapat melalui oral,eternal melalui selang nasogastrik / intravena.Bila dehidrasi sedang/berat sebaiknya diberikan cairan melalui infuse pembuluh darah.Sedangkan untuk dehidrasi ringan/sedang dapat diberikan cairan peroral atau selang nagogastrik.

Adapun cairan-cairan yang dapat digunakan untuk mengobati dehidrasi adalah :
1.Cairan rehidrasi oral dengan komposisi:
- NaCl (0.9 % larutan saline) 390 ml
- Glukosa (5% dalam air) 400 ml
- KCl (2 mEq/ml) 10 ml
- NaHCO3 (1 mEq) 30 ml
- Air sampai 1 L
2.Cairan rehidrasi parenteral
Cairan rehidrasi parenteral yang biasa digunakan adalah Ringer laktat,sebanyak 30 ml/kg BB dalam 1 jam pertama,di lanjutkan dengan 10 ml/kg BB/jam selama 7 jam berikutnya